Gue pergi buat nyari duit dengan target hanya 6 bulan saja. Nantinya duit itu mau kita gunain untuk membangun hubungan yang lebih serius, atau buat biaya awal pernikahan. Gue kerja keras dijauh sana semuanya demi pacar gue, demi masa depan kita bersama. Namun apa yang terjadi, baru 1 bulan gue tinggalin, komunikasi juga lancar. Nyatanya pacar gue minta putus, alasannya ada yang lebih deket yang slalu ada saat dibutuhin. Mewek khan gue.
Nah kali ini Tips Cinta Mau Share 4 alasan Hubungan jarak jauh Sering Gagal. ni bisa jadi bahan pertimbangan sobat yang mungkin ada rencana LDR-an.
1. Jarak
Gak bisa dipungkiri, jarak menjadi masalah utama dalam sebuah hubungan. Kita gak bisa dikatakan harmonis kalau ketemu juga gak pernah karena jarak yang jauh. Kangen-kangenan cuma sebatas SMS atau telpon. Marahan sedikit saja bisa menjadi besar karena kita gak bisa ketemu langsung hanya untuk sekedar menenangkan dia.
Gak hanya itu, seperti kasus gue si pacar gue sering ngerasa membutuhkan seseorang yang bisa ngertiin dia secara langsung. Gue kan jauh, bisa aja temennya dia yang paling deket dan bisa secara langsung memberikan perhatiannya. Gue sedih broh bikin artikel ini. Inget mantan gue. :D
2. Komunikasi salah persepsi
Komunikasi sangat penting dalam hubungan jarak jauh. Sering komunikasi juga bisa jadi bosen karena bingung mau cerita apa, sementara orangnya jauh disebrang sana. Salah-salah kata di telpon atau di SMS bikin pasangan marah sementara kita sulit untuk menenagkannya secara langsung.
Komunikasi menjadi serba terbatas. Sering komukikasi belum tentu hubungan jarak jauh bisa lancar-lancar saja. Apalagi kalau jarang komunikasi. Intinya, si dia pengen merasakan komunikasi langsung dengan orangnya, dia kangen bercanda-bercandaan, saling ejek dan cubit-cubitan. kalau jarak memisahkan pasti akan timbul rasa jenuh.
3. Kepercayaan Menipis
Ya, pacaran jarak jauh pasangan kita pasti menuntut kejujuran kita, begitupun dengan kita. Disini memang sangat diperlukan kepercayaan yang kuat. Kita gak akan bisa dengan mudah percaya dengan pasangan kita sementara pasangan kita ada jauh disana. Bulan pertama mungkin bisa lah kita paksa-paksain percaya. Tapi bulan berikutnya rasa percaya itu akan berubah menjadi rasa curiga.
Gue juga pernah ngerasahin hal itu. Gue pernah curiga sama cewek gue, padahal kalau dipikir juga apa untungnya curiga. Dia mau serong atau lurus toh kita gak tau. Cuman sebatas kecurigaan doang yang gak beralasan. Begitu juga dengan pacar gue yang suka curigaan sama gue, padahal gue udah sekuat tenaga untuk jujur dan setia. Rasa curiga ini akan semakin besar kalau tingkat kedewasaan kita masih rendah.
4. Lupa Komitmen
Gue yakin sebelum kita mau LDR-an kita udah pegang kesepakatan bahwasannya kita bakal ngejaga hubungan kita sekuat tenaga, bakalan saling jujur dan saling setia. Kita akan saling mendoakan semoga apa yang dicita-citakan bisa segera tercapai. Tapi apa daya, Karena tiga faktor diatas kita seakan egois dengan diri kita sendiri, lupa akan komitmen yang udah kita sepakati dari awal.
Rasa Egois, cemburu, curiga dan tidak percaya lebih besar dari sebuah komitmen dan cinta yang udah terjalin, Kalau udah kayak gini berarti tinggal nunggu hubungan lo berakhir. Ini udah gue alamin dan gue pikir kasusnya akan sama dengan sobat sekalian.
Walau bagaimanapun, hanya orang-orang yang memiliki rasa cinta yang tinggi terhadap pasangan dan tingkat kedewasaan yang matang yang mampu melewati godaan hubungan jarak jauh atau LDR-an. So. kesimpulan gue, kalau hubungan jarak jauh memang rentan untuk berakhir. Jadi kalau belum siap, pikir-pikira aja dulu.