Kilas Balik Iklan kematian Jokowi :Pekan ini kita kembali digegerkan dengan beredarnya iklan RIP Jokowi baik didunia maya maupun media cetak dan elektronik. Banyak kalangan politik menganggap iklan ini keterlaluan dan berbau black Campaign. Masyarakat pun terbawa suasanya hingga mengecam akan iklan keterlaluan tersebut.
Iklan yang beredar berupa iklan kematian Joko Widodo. Layaknya iklan kematian di media cetak koran, tulisan yang tertera adalah ucapan duka cita untuk "Ir Herbertus Joko Widodo" yang dilengkapi dengan foto Jokowi.
Terdapat tulisan "Kematian" Jokowi atau dengan nama tiong hoa (Oey Hong Liong) diusia 53 tahun. Meninggal pada hari selasa tanggal 6 Mei 2014. Iklan tersebut juga menyertakan alamat disemayamkannya yakni di Kantor PDIP Lenteng Agung.
Diakhir iklan terdapat catatan Turut berduka Cita, dan ditulis nama Megawati Soekarno Putri, segenap Staff, kader dan Tim Sukses Pencapresan Jokowi 2014.
Iklan kematian Jokowi ini meresahkan iklim politik tanah air. Namun sampai saat ini masih belum diketahui siapa yang membuat iklan tersebut.
Reaksi PDI Perjuangan
Jumat, 16 Mei 2014. PDI Perjuangan resmi melaporkan kaus Iklan kematian Jokowi ke Bareskrim Polri. Menurut Trimedya Panjaitan selaku Ketua DPP PDI-Perjuangan bidang hukum, kasus penyebaran iklan Jokowi merupakan upaya black campaign yang sangat merugikan Jokowi selaku Capres dari PDI-P. Pelaporan ini diharapkan Polisi bisa segera mengambil langkah preventif agar Black Campaign terhadap Jokowi tidak terus berlanjut dimasa depan.
“Setelah kami rapat DPP, kami melihat ini black campaign, dan kalau membiarkan ini, tidak menutup kemungkinan black campaign (terhadap) Pak Jokowi ini berlanjut, “Kita melaporkan ke Mabes Polri supaya diusut siapa yang menyebarkan berita bohong seperti ini,” kata Trimedya.
Iklan Buatan Tim Jokowi?
Bergulirnya kasus ini hingga ada yang berspekulasi kalau Iklan Kematian Jokowi sengaja digulirkan oleh Tim Jokowi sendiri. Namun Trimedya membantahnya, justru PDI-P berharap setelah dilaporkan ke Polisi akan segera terungkap siapa dibalik penyebaran Iklan tersebut serta apa motif nya.
Tuduhan iklan Buatan Tim Jokowi ini muncul di citizenjurnalism.com dalam artikelnya yang ditulis oleh Fitria Rahmawati. Berikut artikel lengkapnnya:
Hari ini ada berita heboh, yah sebenarnya menurut saya biasa saja tetapi menjadi heboh di kalangan Jokowi dan tim suksesnya, yaitu beredarnya gambar orbituary atau pengumuman atas nama Jokowi dilengkapi nama yang selama ini disebut sebagai nama China Jokowi. Tidak kurang sampai Jokowi sendiri memberikan komentar atas iklan tersebut yaitu keterlaluan dan sudah di luar batas, atau yang kira-kira memiliki arti sama, karena saya lupa persisnya Jokowi mengatakan apa. Secara alamiah tentu saja tudingan pelaku diarahkan kepada tim saingan Jokowi, siapa lagi kalau bukan tim Prabowo sebagai satu-satunya capres yang dianggap dapat menyaingi Jokowi.
Ceritapun bertambah dengan seolah orbituary tersebut dimaksudkan untuk mengancam jiwa dan keselamatan Jokowi. Namun tentu saja apakah tim Prabowo atau Gerindra senaif itu? Apakah mereka tidak bisa melihat bahwa membuat gambar seperti itu bisa menyerang balik mereka? Tentu saja pasti mereka bisa memperhitungan dan melihat rekam jejak selama ini dimana meme atau gambar buatan Gerindra untuk melawan Jokowi biasanya lebih bersifat sarkastik tapi tetap memiliki dasar misalnya angka statistik korupsi PDIP dan statistik kebolosan anggota PDIP di DPR yang memang sesuai fakta di lapangan, maka saya bisa yakin bahwa tidak mungkin tim Gerindra yang melakukannya, tidak mungkin mereka sebodoh itu.
Kemudian saya mengingat kejadian awal tahun ini di mana Jokowi melontar isu bahwa dia disadap dan mau dibunuh dengan cara diledakan. Isu penyadapan belakangan terbukti hanya kebohongan dari Jokowi yang terbukti dari fakta bahwa Jokowi tidak mampu menunjukan satupun alat penyadap yang konon dia temukan; selain itu terbukti juga bahwa tidak pernah ada rencana meledakan Jokowi, yang terjadi adalah kapal yang akan ditumpangi Jokowi terbakar karena konsleting pada malam hari sebelum digunakan keesokan harinya, yang mana sudah dikonfirmasi tim forensik dari kepolisian bahwa kebakaran terjadi karena konsleting dan bukan karena bahan peledak atau tindakan terorisme apapun. Jadi di sini terbukti Jokowi hanya mengarang cerita supaya dia mendapat simpati masyarakat, atau istilahnya play victim.
Sejak kejadian di atas saya jadi ingat kejadian ledakan bom atau kerusuhan (saya lupa yang mana) di Solo pada saat kampanye Pilgub DKI, di mana saat itu Jokowi sepulangnya ke Solo berkata “Sungguh keji bila ini terkait pilgub Jakarta” Terus terang saat itu saya juga terpancing dan menganggap bahwa kejadian tersebut dilakukan oleh tim Foke untuk menunjukan bahwa Solo tidak aman. Wah, sungguh kejam sekali Foke, begitu saya berpikir.
Namun setelah play victim Jokowi tersebut saya jadi berpikir ulang, jangan-jangan pelakunya adalah pasukan Jokowi sendiri apalagi di belakang Jokowi ada Hendropriyono, intelijen kesayangan Megawati dan Luhut Panjaitan purnawirawan dari Golkar namun teman bisnis Jokowi di Solo. Fakta bahwa Jokowi pelakunya semakin terbukti bila kita melihat sampai hari ini Solo tenang-tenang saja dan tidak pernah ada kejadian saat pilgub, ditambah lagi ada kejadian bahwa bengkel Sukiyat dibakar orang karena membongkar kepalsuan Esemka.
Saya juga ingat bahwa strategi andalan PDIP selama puluhan tahun adalah play victim, mereka berpikir akan lebih mudah meraih suara rakyat bila rakyat melihat calon dari PDIP adalah korban dari kelaliman atau kezaliman negara atau lawan. Megawati pernah berhasil menggunakan cara ini sehingga tampaknya PDIP melihat tidak ada alasan mengapa cara yang sama tidak bisa digunakan oleh Jokowi dan faktanya memang Jokowi sudah mulai melakukan strategi play victim. Bila hal ini diletakan dalam konteks iklan RIP Jokowi yang heboh itu maka sudah jelas kemungkinan bahwa tim pencitraan Jokowi yang menyebar iklan tersebut jauh lebih besar daripada bila lawan Jokowi yang melakukannya.